Pemahaman Hadis Akhir Zaman di You Tube, Analisis Pemahaman Hadis Akhir Zaman Ustdz Zulkifli Muhammad Ali Di You Tube
AKHIR ZAMAN DALAM PERSPEKTIF HADIS
ANALISIS PEMAHAMAN HADIS AKHIR ZAMAN DALAM CERAMAH USTADZ ZULKIFLI MUHAMMAD ALI DI YOU TUBE
Ardi
Pasca Sarjan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol
Jalan Jenderal Sudirman No.15, Padang Pasir, Padang Barat, Kp. Jao,
Kec. Padang Bar., Kota Padang, Sumatera Barat 25153. Email : ardi_fq@yahoo.co.id/ardifaqad114@gmail.com
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk menela’ah dan menganalisa pemahaman Ustadz Zulkifli
Muhamamd Ali mengenai hadis-hadis akhir zaman yang disampaikan dalam 2
ceramahnya melalui you tube dan bagaimana respons Subsscribe dengan 2 ceramah
tersebut, tekhnik analisis yang digunakan oleh peneliti yaitu riset
kepustakaan, pemahaman-pemahaman hadis akhir zaman yang disampaikannya di media
you tube diperoleh dengan metode verstehen (Pemahaman) data yang telah
terkumpul selanjutnya didiskripsikan dengan metode analetika bahasa, hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemahaman terhadap hadis akhir zaman Ustadz
Zulkifli Muhamamd Ali cendrung tekstualis dengan menjelaskan tanda-tanda akhir
zaman itu telah muncul pada sekarang ini ditandai bencana, kemaksiatan,
kepemimpinan demokrasi, dan resposn subscriber beragam ada yang mendukung dan
mempercayainya bahkan ada yang tidak percaya dan mengatkan Ustadz Zulkifli Muhamamd
Ali adalah termasuk ustadz cocoklogi dalam memahami hadis akhir zaman.
Kata Kunci : Pemahaman Hadis, Hadis-hadis Akhir Zaman, you tube,
Zulkifli Muhammad Ali
A.
PENDAHULUAN
Tidak seorangpun yang dapat
memastikan kapan waktu hari kiamat terjadi, kepastian datangnya hari kiamat tidak
diragukan sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hajj ayat 2
“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur”.
Sebelum kiamat terjadi ada beberapa peristiwa mengawalinya, diantaranya
manusia seperti orang mabuk, padahal mereka tidak mabuk, wanita hamil akan
mengalami keguguran dan wanita-wanita lupa menyusui bayinya sebagaimana firman
Allah:
“Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan
gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah
itu sangat keras”.
Akan terjadi huru-hara hari kiamat manusia seperti anai-anai yang
bertebaran, gunung-gunung seperti kumpalan kapas yang berterbangan seperti
firman Allah:
“Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan
gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan”.
Rasulullah sebagai rasul Allah, habibullah (kekasih Allah)
Manusia yang paling dicintai Allah ketika ditanya kapan terkjadi hari kiamat?
Belia tidak bisa menjawab, tetapi Rasulullah dapat menunjukkan sebahagian tanda-tandanya
saja, tanda-tanda hari kiamat disebutkan Rasulullah akan ada seorang budak
melahirkan tuannya dan pengembala onta berkulit hitam berlomba-lomba membangun
gedung. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis shaheh riwayat Imam
Bukhari, Rasulullah bersabda:
“ Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata: Telah
menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abu
Hayyan At Taimi dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah berkata: bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu
datang Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: "Apakah iman
itu?" Beliau menjawab: "Iman adalah kamu beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari
berbangkit." (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah Islam
itu?" Beliau menjawab: "Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak
menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang
diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan". (Jibril 'Alaihis salam)
berkata: "Apakah ihsan itu?" Beliau menjawab: "Kamu menyembah
Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia
melihatmu." (Jibril 'Alaihis salam) berkata lagi: "Kapan terjadinya
hari kiamat?" Beliau menjawab: "Yang ditanya tentang itu tidak lebih
tahu dari yang bertanya. Tapi aku akan terangkan tanda-tandanya,
(yaitu): jika seorang budak telah melahirkan tuannya, jika para penggembala
unta yang berkulit hitam berlomba-lomba membangun gedung-gedung selama lima
masa, yang tidak diketahui lamanya kecuali oleh Allah." Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: {Sesungguhnya
hanya pada Allah pengetahuan tentang hari kiamat}
(Luqman: 34). Setelah itu Jibril 'Alaihis salam pergi, kemudian
beliau berkata: "Hadapkan dia ke sini." Tetapi para sahabat tidak
melihat sesuatupun, maka Nabi bersabda: "Dia adalah Malaikat Jibril datang
kepada manusia untuk mengajarkan agama mereka."(HR.
Bukhari, no. 48)
Berdasarkan al-quran dan hadis di
atas dapat disimpulkan bahwa hari kiamat pasti terjadi tetapi al-Quran dan
Hadis tidak ada isyarat yang syarekh menjelaskna kapan kepastian
terjadinya hari kiamat, maka kita wajib mempersipkan diri untuk menghadapinya
supaya kita siap mental dan spiritual jika kiamat terjadi. Karena tidak
seorangpun yang dapat menebak kapan terjadi hari kiamat disini jelas sekali
Rasulullah. Dewasa ini banyak sekali pembahasan mengenai beberapa tanda-tanda
kiamat yang mulai muncul dan membuat kecemasan dalam masyarakat baik pada
ceramah-ceramah langsung maupun ceramah yang disampaikan melalui media social:
Face Book, Twitter, Instagram, you tube dan lain-lain,
Salah satu ustadz yang sering muncul
berceramah di media social terutama media you tube adalah ustadz Zulkifli
Muhammad Ali, Lc., M.A. lahir 15 November 1974. Ia adalah ustaz Ranah
Minang Indonesia. Ia banyak berceramah tentang perkara akhir zaman (eskatologi Islam).
Zulkfli dilahirkan di Parit
Malintang, Padang Pariaman, Sumatra Barat pada 15
November 1974. Pendidikannya di awalai dari SD Muhammadiyah Curup Bengkulu, kemudian dilanjutkan tingkat SMP sampai SMA Perguruan
Thawalib Padang Panjang tamat
pada 1993. Kemudian Ia lanjutkan S1 Universitas
Al-Azhar kairo Mesir dengan jurusan Akidah
dan Tafsir, kemudian
Ia lanjut S2. Di Tripoli
Libya. Disamping aktifitas dakwah Zulkifli Muhammad Ali sehari-hari membina dan
mengasuh yayasan pendidikan Islam di Payakumbuh[1]
Bakat
berdakwahnya sudah muncul semenjak bersekolah Di Thawalib Padang Panjang,
biasanya bagi santri yang tinggal di asrama akan diberi giliran untuk kultum
setelah magrib, gilran Zulkifli
Muhammad Ali berkultum sangat ia tunggu-tunggu, karena
kegemarannya berdakwah sehingga ceramahnya disukai oleh teman-teman dan guru, Zulkifli
Muhammad Ali sangat megidolakan da’I sejuta umat yaitu
KH. Zainuddin MZ. Dalam berdakwah Zulkifli Muhammad Ali sering menirukan gaya berdakwah sang idola, bahkan beberapa
ceramah KH. Zainuddin MZ dihafalnya, dengan modal itu Zulkifli Muhammad
Ali sering menang lomba pidato mewakili atas nama
sekolah[2]
Dalam
dakwah yang telah digelutinya Zulkifli Muhammad Ali, Lc., M.A. termasuk da’i
dunia nyata dan dunia maya, disebut da’i dunia nyata karena Zulkifli Muhammad
Ali, Lc., M.A. da’i nasional, beberapa provinsi dikunjunginya berdakwah seperti
Jakarta, Medan, Aceh, Palembang, dan Riau. Dan da’i international karena Zulkifli
Muhammad Ali, Lc., M.A.berdakwah di Johor, Selangor, Serawak, dan Kuala Lumpur (Malaysia)
bahkan beliau juga berdakwah ke negeri Kangguru, Australia, tepatnya di Kota
Sydney, dan Canberra[3], disebut da’i dunia maya, karena
dakwah Zulkifli Muhammad Ali, Lc., M.A.sudah merambah media social you tube,
cuplikan-cuplikan ceramahnya tersebar di berbagai media social seperti Wats
Aps, Twitter, Face Book, Instagram you Tube dan lain-lain. Karena ceramahnya Zulkifli
Muhammad Ali, Lc., M.A. dikenal dengan ustadz Akhir zaman, karena dakwahnya di
dunia maya ustadz Zulkifli Muhammad Ali, Lc., M.A. pernah diperiksa oleh polisi
dengan tuduhan ujaran kebencian[4]
Sebagai
juru dakwah Zulkifli Muhammad Ali, Lc., M.A. menyampaikan hadis-hadis akhir
zaman tidak terlepas dari pensayarahan hadis kemudaian disampaikan pada umat, dengan demikian penulis tertarik meneliti ingin mengkaji bagaimana
pemahana hadis-hadis tentang akhir zaman yang disampaikan Zulkifli Muhammad Ali
dalam ceramahya pada media social tertutama media you tube, bagaimana respon
netizen (Subscrier) sebagai pendengar dari ceramah Zulkifli Muhammad Ali tersebut.
B.
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan
penelitian jenis kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
serangkain penelitian kepustakan (library research). Dikarnakan data yang
dianalisis bersifat kualitatif, maka metode yang digunakan adalah dengan cara
contetnt analysis (analisis isi).
Pengumpulann data dengan Maudhu’i
dikarenakan mengumpulkan pemahaman-pemahaman hadis dengan 1 tema yang sama,
Pembahasan dalam kajian pustaka sebagian besar hanya merupakan kutipan atau
saduran beberapa pemahaman hadis dalam ceramah dan buku refrensi yang mendukung
pembahasan tentang masalah yang ditinjau, termasuk model dan metode analisis
data yang diterapkan.
C.
Pembahasan
1)
Metodologi Pemahaman hadis
Untuk memahami hadis nabi perlu
sebuah ilmu, ilmu untuk memahmi hadis disebut “Metodologi Pemhaman Hadis”
terdiri dari beberapa kata yakni Metodologi, Pemahaman dan Hadis, istilah
metodologi berasal dari gabungan dua kata, yakni metode dan logi. Metode dalam
bahasa Indosnesia dipahami sebagai cara yanga telah teratus dan terpikirkan
baik-baikuntuk mencapai suatu maksud[5] dalam bahasa Arab metode disebut minhaj. Minhaj bermakna
prosedur atau cara yang jelas, dalam penegrtian umum metode atau manhaj
dapat diartikan prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai
langkah-langkah yang sistematis. logi adalah terjemahan bahasa Inggrisnya
berarti ilmu, dalam Bahasa Arab ‘Ilm bermakna pengetahuan yang jelas dan pasti
tentang sesuatu. Dengan demikian, maka metodologi berarti pengetahuan tentang
metode yang dipakai dalam suatu bidang tertentu atau dalam ungkapan lain adalah
suatu pengkajian dalam mempelajari aturan-aturan dalam metode tersebut[6] Pemahaman dalam bahasa Arab disebut fiqh secara bahasa
berarti “mengetahui sesuatu dan memahaminya” kata fiqh makna dasarnya
adalah paham, memahami terhadap suatu teks karena sabanding dengan kata fahm
yang bermakna memahami[7] dan kata hadis merupakan kata Arab hadis secara literal
bermakna informasiatau komunikasi yang bersifat umum, baik cerita-cerita
keagamaan maupun cerita diluar keagamaan, tetapi bila dikatakan sebagai adjektif
maka orang Arab mengartikan kata hadis ini bermakna baru, kata lain
hadis adalah sunnah secara bahasa artinya jalan, peraturan, cara tentang
tindakan, sikap hidup Dari pengertian beberapa kata di atas, maka metodologi
Pemahaman Hadis dapat dirumuskan sebagai Ilmu tentang prosedur atau tatacara yang
bersifat ilmiah untuk menggali dan memahami ajaran-ajaran agama berupa kehendak
atau pesan-pesan Rasulullah dengan tepat yang terkandung dalam hadis-hadis yang
diriwayatkan dari beliau [8]
Untuk mengamalkan hadis-hadis yang
telah terbukti ke-shahih-annya, diperlukan
pemahaman yang komprehensif dan profesional,
artinya hadis-hadis nabi perlu dipahami dengan berbagai pendekatan, diantaranya
pendekatan dengan disiplin ilmu lain yang sedang berkembang[9] dan menurut Buchari ada kecendrungan ulama dalam memahami hadis,
kecendrungannya dengan menggunakan bebebrapa metode pemahaman hadis nabi,
metode tersebut dapat dikalisifikasikan kepada metode pemahaman hadis
tradisional dan metode pemahaman hadis modernis[10].
A.
Metode Tekstual (Lafzhiyah
atau tersurat)
1.
Pengertian Metode Tekstual
Kata teks bermakna “kata-kata asli dari pengarangnya” atau “sesuatu
yang tertulis”, Secara bahasa ‘tekstual’
terdiri dari kata “teks” dan “tual” yang berarti kalimat, kata,
susunan,
dan uraian.[11] Tekstual adalah kata sifat dari kata teks, sehingga bermakna
bersifat teks atau bertumpu pada teks[12], Dalam bahasa Arab dikenal dengan lafzhu atau lafzhul hadits.
Definisi pemahaman hadis secara tekstual secara istilah belum ditemukan. Akan
tetapi berdasarkan penela’ahan terhadap literatur
yang ada, maka yang dimaksudkan dengan pemahaman
hadis metode tekstual adalah:”Memahami makna dan maksud yang terkandung dalam hadis-hadis
nabi dengan cara bertumpu pada analisis teks hadis[13]
Sebagai pendekatan yang bertumpu pada teks, maka ilmu bahasa dan
ushul fiqih merupakan bagian ilmu yang paling utama sebagai alat untuk
menganalisisnya, maka pendekatan tekstual dapat dilihat dari tiga pendekatan, Pertama pendekatan kebahasaan, dalam
pendekatan ini pemaknaan adalah bagian yang paling penting baik dari sisi kata an
sich maupun kata dalam kaitannya dengan partikel atau kata lainnya. Dalam
menjelaskan hal-hal yang bersifat metafisik seperti Allah, sorga, neraka,
malaikat, jin dan lainnya, agar dapat dipahami pembaca bahasa yang dipakai
adalah bahasa yang berda dalam janhhkauan wilayah empiris dan indrawi. Kedua pendekatan tekstual dijelaskan
dalam karya ushul fiqh adalah amr (perintah), nahi (larangan),
tabshir (pilihan), ‘am (umum), khash (Khusus), muthalq
(bebas), muqayyat (terkait), manthuq (diucapkan), mafhum (dipahami),
muhkam, muafassar, nas, zahir, khafi, musykil, mujmal dan mutasyabih,
Ketiga pendekatan takwil mengembalikan kepada bahasa asal, maksubnya
memalingkan makna kata dari makna dasarnya kepada suatu makna yang dipahami lebih
sesuai dengan al-Quran dan Sunnah[14]
Apabila hadis yang dipahami secara tekstual maka pesan yang terkandung dalam hadis
tersebut berlaku universal, umum, berlaku untuk semua, tidak terkait dengan
waktu, zaman, dan situasi (shalih fi kulli zamanin wafiy kulli makan).
Sebaliknya jika sebuah hadis dipahami secara kontekstual maka konsekuensinya
ajaran yang terkandung dalam hadist itu berlaku khusus, temporal, lokal, dan
terkait dengan kondisi, situasi ketika hadis itu diucapkan.[15]
Memahami hadis secara tekstual bukanlah sesuatu yang buruk, kuno, dan
tradisional. Menurut M. Syuhudi Ismail
suatu hadis memang ada hadis yang harus
(lebih tepat) dipahami secara tekstual dan ada yang harus (lebih tepat)
dipahami secara kontekstual.[16] Suatu tindakan yang salah adalah hadis yang
seharusnya dipahami secara tekstual tetapi dipahami kontekstual. Begitu juga
sebaliknya hadis yang seharusnya dipahami kontekstual dipahami secara tekstual.
Kekeliruan ini sering terjadi di dalam
memahami hadis.
a
Indikasi Yang dijadikan Acuan dalam Menentukan suatu hadis dipahami secara
Tekstual
Muhammad
Syuhudi Ismail menyebutkan bahwa indikasi pemahaman hadis secara
tekstual adalah mengaitkan hadis tersebut dengan berbagai aspek misalnya Asbab
al-wurud.[17] Berdasarkan penelaahan terhadap literatur
yang terkait dengan pemahaman hadis maka penulis menambah satu lagi yang dapat
dijadikan acuan dalam memahami hadis secara tekstual yakni melihat indikasi
lafazh.
Dengan demikian menurut penulis minimal ada
dua indikator/qarinah yang
dijadikan alasan suatu hadis harus dipahami secara tekstual, yakni:
1.
Melihat indikasi lafazh. Ditinjau dari
kejelasannya lafazh suatu hadis ada yang shorih (jelas) dan ada yang muhtamalah
(tidak jelas). Apabila lafazh suatu hadis shorih maka dapat dipastikan hadis
tersebut harus dipahami secara tekstual karena lafazh yang sharih mengandung wudhuh
al-ma’na (walaupun belum tentu, tidak mutlak), begitu juga sebaliknya jika
lafazh suatu hadis tidak jelas (muhtamalah) maka tentu hadis tersebut
dituntut dipahami secara kontekstual. Menurut Amir Syarifuddin, Lafazh yang shorih
(jelas) tersebut terbagi:[18]
a)
Al-Zhahir (jelas)
الظاهر: ماَ يُفْهَمُ الْمُراَدُ مِنْهُ
بِنَفْسِ السَّماَعِ مِنْ غِيْرِ تَأَمُّل
Artinya: Suatu lafazh yang dapat diketahui maksud
sebenarnya dengan lafazh itu sendiri
tanpa perlu pemahaman yang mendalam.
Contoh:
أ لاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْباَرِ الْكَباَئِر قاَلَ: الإِشْراَكُ باِللهِ
وَعُقُوْقُ الْواَلِدَيْنِ الا وَقَوْلُ الزُّوْر
Dari hadis diatas dapat dipahami ada beberapa
dosa besar yang diharamkan yakni syirik,
durhaka kepada orang tua, dan sumpah palsu, tanpa ada maksud lain.
b)
Al-Nash (lebih jelas)
: ماَكاَنَ صَرِيْخاً فىِ حُكْمٍ مِنَ
الأَحْكاَم وَإِنْ كاَنَ اللَّفْظُ مُحْتَمِلاً فىِ غَيْرِهِ النص
Artinya:
Lafazh yang jelas dalam hukumnya meskipun lafazh itu mungkin dipahami antara
maksud lain
Contoh:
مَنْ أَطاَعنى
فَقَدْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصاَنِيْ فَقَدْ أَبَى
Secara nash ayat itu jelas yakni menyebutkan perbedaan
nyata antara taat kepada Rasul dan durhaka kepada Rasul sebagai sanggahan
terhadap orang yang menganggapnya sama. Walaupun
sangat jelas, tapi dari teks hadis diatas dapat dipahami maksud lain, yakni:
Halalnya/wajib hukumnya mentaati Rasul dan haramnya durhaka kepada Rasul.
c)
Al-Mufassar (sangat jelas)
: ماَيُعْرَفُ مَعْناَهُ مِنْ
لَفْظِهِ وَلاَ يَفْتقر إِلىَ قِرِيَنَة تَفْسِيْرِهِ الْمُفَسر
Artinya:”Suatu lafazh yang dapat diketahui maknanya dari lafazhnya
sendiri tanpa memerlukan qarinah yang menafsirkannya.
Contoh:
إِذاَ وَلَغَ الْكَلْبُ فىِ الإِناَءِ فاَغْسِلُوْهُ سَبْعَ
مَراَّتٍ إِحْداَهُماَ باِلتُّراَبِ
Kalimat سَبْعَ مَراَّتٍ (tujuh kali) sudah sangat jelas,
maka tidak tidak perlu di-takwil lagi.
d)
al-Muhkam (paling jelas)
:
ماَدَلَّ بِنَفْسِ صِيْغَتِهِ عَلىَ مَعْناَهُ الْوُضُوْحُ بِحَيْثُ لاَ يُقْبَلُ
الإبطال وَالتّبْدِيْلُ وَالتأوِيْل الْمُحْكَمُ
Artinya:
Suatu lafazh yang dari sighotnya sendiri memberi petunjuk kepada maknanya yang
jelas sehingga tidak menerima kemungkinan pembatalan, pergantian, ataupun
takwil
Contoh:
الْجِهاَدُ جاَضٌ إِلىَ يَوْمِ الْقِياَمَةِ
2.
Mengaitkan
atau lafazh hadist tersebut dengan hal lain
Walaupun
lafazh suatu hadis shorih, akan tetapi belum tentu serta merta harus dipahami
secara tekstual, karena bisa jadi hadis tersebut
mengalami ke-musykil-an, ikhtilaf bertentangan
dengan berbagai aspek. Karenanya suatu hadis
walaupun lafazhnya sharih tetapi harus
dikaitkan dengan situasi, kondisi ketika hadis itu disampaikan oleh Nabi
(Asbabul Wurud, Kondisi Historis, Sosiologis, Antropologis, dll).
Apabila
suatu hadis tersebut lafadznya sharih dan setelah dikaitkan dengan berbagai
aspek seperti asbab al-wurud masih tetap menuntut dipahami secara tekstual,
maka hadis tersebut harus dipahami tekstual, tidak boleh kontekstual.
Disamping itu hadis-hadis yang harus dipahami secara tekstual biasanya
hadis-hadis yang ringkas dan padat makna (jawami’ al-kalim) seperti
hadis shumuu tashihhu ( berpusalah kamu niscaya kamu akan sehat), tasahharu
fainna fissahuri barakah (makan sahurlah kamu karena makan sahur itu
berkah), attaubatu al-nadmu ( taubat itu adalah penyesalan), alhajju
‘arafah (haji itu wukuf di Arafah), dan lain-lain.
B.
Metode Kontekstual (Ma’nawiyah atau Tersirat)
1.
Pengertian Pemahaman Hadits Secara Kontekstual
Kata ‘kontekstual’ berasal dari konteks yang dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung dua arti: 1) bagian sesuatu uraian atau
kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna; 2) situasi yang ada
hubungan dengan suatu kejadian.[19]
Menurut Edi Safri pemahaman hadis secara konteksual adalah memahami
hadis-hadis Rasulullah dengan memperhatikan dan mengkaji keterkaitannya dengan
peristiwa atau situasi yang melatar belakangi munculnya hadis-hadis tersebut.
Atau dengan kata lain memperhatikan dan mengkaji konteksnya.[20]
Ada juga yang
berpendapat bahwa memahami hadis secara
kontekstual berarti memahami
hadits berdasarkan peristiwa dan situasi ketika hadits itu diucapkan, dan
kepada siapa hadits itu ditujukan, jadi hadits nabi itu dipahami berdasarkan
redaksi lahiriah dan aspek kontekstualnya.[21]
Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa pemahaman kontekstual adalah pengambilan informasi atau pesan
yang tidak hanya cukup dengan apa yang tersurat pada teks hadits saja, sehingga
perlu dilakukan penggalian informasi dan pesan pendukung lain dari luar teks
tersebut sehingga dapat menyempurnakan informasi atau pesan yang diharapkan
oleh Nabi Muhammad SAW.
Pemahaman dan penerapan hadis secara
kontekstual dilakukan bila “di balik” teks suatu hadis, ada petunjuk yang kuat
yang mengharuskan hadis yang bersangkutan dipahami dan diterapkan tidak sebagai
mana maknanya yang tekstual (tersurat).[22]
2. Alasan dan Konsekuensi Pemahaman Secara Kontekstual
Pada dasarnya permasalahan pemahaman hadits baik
secara tekstual atau kontekstual adalah
menyangkut masalah ketepatan dalam memahaminya sehingga hadits tersebut dapat
diamalkan sesuai dengan yang diharapkan oleh Nabi sesuai dengan perintah Allah,
dan bukan merupakan keinginan pribadi maupun emosi saja apakah suatu hadits
hendak dipahami secara tekstual atau kontekstual.
Kontekstual
merupakan keperluan kaum muslimin untuk mengantisipasi tantangan dan tuntutan
masa kini, oleh Djohan Effendi mengatakan pendekatan secara kontekstual ini
merupakan metode untuk memahami hadits dengan sosio-historik, yaitu melihat dan
mendekati suatu gagasan atau fenomena tidak lepas dari konteks waktu, tempat
budaya, kelompok, dan lingkungan sedikit banyaknya ada kaitannya.[23] Nabi sebagai
source of hadits tidaklah hidup ditengah-tengah masyarakat yang
homogenitas, tetapi beliau hidup ditengah masyarakat yang heterogen yang
masyarakatnya berada ditengah-tengah kerasnya budaya arab, oleh sebab itu
sebagai orang yang membawa misi suci dari Allah, Nabi dituntut untuk tampil
ditengah mereka sebagai full profile yang bersifat rahmatan li
al-‘alamiin.
Jadi, ketika Nabi menghadapi orang-orang Arab,
beliau tidak hanya menggunakan suatu cara, tetapi multicara. Dan beliau sadar
bahwa setiap orang mempunyai kadar intelegensi yang berbeda atau beragam,
sehingga menghadapi mereka seukuran menghadapi kadar mereka juga. [24]
Dengan demikian kontekstualisasi terhadap hadis sangat perlu
dilakukan karena suatu hadits tidak dapat dipahami dan diamalkan dengan baik
jika hanya dipahami secara tekstual saja.
Apabila suatu hadis difahamai secara kontekstuala maka
konsekwensinya adalah kandungan yang terdapat dalam hadis tersebut berlaku
khusus, temporal, local, terikat dengan waktu, tempat dan illat ketika
hadis tersebut diucapkan.
Yang penting
untuk diketahui adalah kapan suatu hadis harus dipahami secara tekstual dan
kapan suatu hadis harus dipahami secara kontekstual. Jawabannya adalah “ma’a
al-qarinah” (adanya indikasi atau petunjuk yang kuat) yang mengharuskan
dipahami secara tekstual atau
kontekstual.
3. Pendekatan memahami hadis nabi secara
kontekstual
Sesuai dengan pengertian pendekatan kontekstual diatas.
Hadis nabi perlu dipahami dengan mengkaji konteksnya meliputi: Pertama pendekatan
konteks redaksional, sebauh kata yang diucapkan bila dipahami secara terpisah
memiliki makna dasar dan kontekstualnya sendiri, makna ini akan melekat pada
kata tersebut, makna kata ini dapat dijimpai sepanjang yang digunakan oleh
masyarakat maupun didalam kamus, tetapi kata yang sama dapat dipahami berbeda
disamping makna dasarny terutama kata tersebut sudah dijadikan kata kunci atau
diletakkan dalam redaksi tertentu. Kedua konteks historis sosiologis dan
antropologis, memahami suatu hadis sesuai dengan suasan situasi social dan
kondisi geografis terkait pembiacaraan sesorang. Ketiga kapasitas Nabi
dalam menyampaikan hadis, dalam memaahami hadis nabi tidak bisa dilepaskan
kehidupan sehari-hari nabi karena nabi memiliki banyak fungsi, nabi sebagai
seorang Rasul, Nabi sebagai Panglima perang, Nabi sebagai seorang suami, nabi
sebagai seorang shahabat dan lain-lain. Keempat kontekstualisasi makna,
hadis nabi dipahami pesan-pesan nabi dalam kaitannya ruang dan waktu di mana
kita berada, artiny mengkomunikasikan hadis nabi yang diucapkan nabi dalam
situasi dan kondisi pada era nabi jauh berbeda dengan situasi sekarang, maka
diperlukan analisis filosofis dalam memahami hadis nabi, dalam menganalisis
filosofis artinya menangkap makna substansi dari sebuah kata yang diucapkan nabi[25].
2)
Pemahaman hadis yang belum terjadi seperti Tanda-tanda kahir zaman
Ketentuan yang harus diingat dalam menjelaskan hadis-hadis akhir
zaman
3)
Peta hadis-hadis akhir zaman
Hadis-hadis
riwayat
4)
Pemhaman
Hadis-hadis akhir Zaman oleh Ustadz Zulkifli Muhammad Ali di media you tube
Ceramah yang
berjudul Gawat!!! Fakta Kehancuran Akhir Zaman ini sedang kita hadapi dan
Ustadz Zulkifli M. Ali yang disampaikan oleh Ustadz Zulkifli Muhammad Ali atau
yang lebih masyhur dikenal dengan Ustadz Akhir zaman di Channel Fodamara TV
dengan link you tube https://youtu.be/jDL8W3sZTf4
video berdurasi 1 jam 54 menit 23 detik tersebut telah diikuti sebanyak 794 000
Subscriber, video ceramah ini dibuat 2 tahun yang lalu telah ditonton sebanyak 1
871 142 orang, di like oleh 22 ribu orang dan didislike oleh 0 orang,
dikomentari oleh 1 575 orang.
Channel
Fodamora TV Video telah mengupload ceramah Ustadz Zulkifli Muhammad sebanyak 10
Video dengan judul yang berbeda diantaranya adalah: Akhir zaman sudah sangat
dekat ini penjelasannya!! || UST. Zulkifli, Dajjal sudah keluar!!! inilah
zamannya Akhir zaman, Wow!!! inilah akhir zaman yang sebenarnya-Ustadz Zulkifli
M. Ali, [Part 1], Persatuan umat Akhir zaman | Khilafah Islamiah akan datang.
Cara jitu Menyikapi Akhir Zaman || Ustadz Zulkifli M. Ali Lc. MA., Baru ceramah
Pencitraan di akhir zaman Part.2 – Ustadz Zulkifli M. Ali, [Part. 2] dan Persatuan Umat Akhir Zaman | Khilafah
Islamiyah, Tanya Jawab Menyikapi Akhir
Zaman Ustadz Zulkifli M Ali Lc. MA., Huru-hara apa yang akan terjadi ditahun
2020! Kiat meningkatkan iman
Pada penelitian ini penulis mencoba
memaparkan dua judul ceramah Ustadz Zulkifli Muhammad Ali
A.
Akhir zaman sudah sangat dekat ini penjelasannya!! || UST.
Zulkifli.
1.
Alamat link
Link you
tubenya adalah https://youtu.be/fKMBDfpXIfY
dalam ceramah Ustadz Zulkifli Muhammad Ali dengan judul “Fitnah dan huru hara
akhir zaman”
2.
Hadis yang dibahas
سنن أبي داوود ٣٧٠٤: حدثنا يحيى بن عثمان بن سعيد
الحمصي حدثنا أبو المغيرة حدثني عبد الله بن سالم حدثني العلاء بن عتبة عن عمير بن
هانئ العنسي قال سمعت عبد الله بن عمر يقول كنا قعودا عند رسول الله فذكر الفتن
فأكثر في ذكرها حتى ذكر فتنة الأحلاس فقال قائل يا رسول الله وما فتنة الأحلاس قال
هي هرب وحرب ثم فتنة السراء دخنها من تحت قدمي رجل من أهل بيتي يزعم أنه مني وليس
مني وإنما أوليائي المتقون ثم يصطلح الناس على رجل كورك على ضلع ثم فتنة الدهيماء لا تدع أحدا من هذه الأمة إلا لطمته لطمة
فإذا قيل انقضت تمادت يصبح الرجل فيها مؤمنا ويمسي كافرا حتى يصير الناس إلى
فسطاطين فسطاط إيمان لا نفاق فيه وفسطاط نفاق لا إيمان فيه فإذا كان ذاكم فانتظروا
الدجال من يومه أو من غده
Sunan Abu Daud 3704: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Utsman bin Sa'id Al Himshi berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Al
Mughirah berkata: telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Salim berkata: telah
menceritakan kepadaku Al 'Ala bin Utbah dari Umair bin Hani Al 'Ansi ia
berkata: Aku mendengar Abdullah bin Umar berkata:
"Saat kami duduk-duduk di sisi Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bercerita tentang fitnah, panjang lebar
beliau bercerita seputar fitnah itu hingga beliau menyebutkan tentang fitnah Al
Ahlas." Seorang laki-laki lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, apa itu
fitnah Al Ahlas?" beliau menjawab: "Adanya permusuhan dan peperangan,
kemudian fitnah kesenangan yang asapnya muncul dari bawah kedua kaki seorang
laki-laki ahli baitku. Ia mengaku berasal dari keturunanku, padahal bukan.
Wali-waliku hanya orang-orang yang bertakwa. Kemudian orang-orang akan berdamai
pada seorang laki-laki layaknya pangkal paha yang bertumpuk di tulang rusuk
(kesepakatan yang semu). Kemudian akan muncul fitnah seorang yang buta (dengan
kekuasaan), tidak seorang pun dari umat ini kecuali ia akan
mendapat satu tamparan di mukanya (bencana kerusakan darinya). Ketika fitnah
itu telah dianggap usai, namun fitnah tersebut justru berkelanjutan. Seorang
laki-laki yang paginya beriman menjadi kafir di waktu sore, sehingga manusia
akan menjadi dua kelompok: sekelompok orang yang beriman dan tidak ada
kemunafikan dalam keimanannya, dan sekelompok orang yang penuh kemunafikan dan
tidak ada keimanan padanya. Jika kondisi kalian sudah begitu, maka tunggulah
munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya."
صحيح البخاري ٦٥٤١: حدثنا محمد بن يوسف حدثنا سفيان
عن الزبير بن عدي قال أتينا أنس بن مالك فشكونا إليه ما نلقى من الحجاج فقال
اصبروا فإنه لا يأتي عليكم زمان إلا الذي بعده شر منه حتى تلقوا ربكم سمعته من
نبيكم صلى الله عليه وسلم
Shahih Bukhari 6541: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Zubair bin 'Adi mengatakan,
pernah kami mendatangi Anas bin Malik, kemudian kami mengutarakan kepadanya
keluh kesah kami tentang ulah para jamaah haji. Maka dia menjawab: 'Bersabarlah,
sebab tidaklah kalian menjalalni suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk
daripadanya, sampai kalian menjumpai rabb kalian. Aku mendengar hadit ini dari
Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam
3.
Syarahan Ustadz Zulkifli Muhammad Ali
Fitnah akhir zaman itu terdapat pada Hadis riwayat Ahmad Bin Hambal
pada hadis tersebut ada 5 fase kehidupan manusia, hadis ini diriyatkan dari
Imam Ahmad berkwalitas shaheh oleh syekh Ahmad Syakir dimulai dengan fase Pertama
Nabi Muhammad yang memimpin umat Islam selama 23 tahun, Kedua fase Umat Islam dipimpin khulafaur rasyidin
selam 30 tahun, Ketiga fase umat Islam dipimpin oleh khalifah dengan
system mulkan adhdhan atau kekuasaan kerajaan 1227 tahun, pemerintahan
ini berakhir ditandai runtuhnya khilafah Usmaniah di Turki 3 maret 1274.
Perlu dingat fase ke-1 sampai ke-3 dimana fase 1/3 dunia di kuasai
oleh umat Islam, Keempat fase mulkan jabariyyatan Islam tidak lagi
memimpin dunia (pemimpin kediktatoran) ciri-cirinya pemerintahan yang benci
dengan syariat Islam, benci dengan muslim dan ulama, dan kita sedang berada
pada fase ini kita tidak tahu berapa lamanya juga fase ini akan berakhir, fase
ini adalah puncak ujian bagi umat Nabi Muhammad, Kelima fase islam akan memimpin dunia 100% seperti firman
Allah dalam surat an-Nur ayat 55.
Fase ke-4 adalah fase dimasa kita sekarang dikenal dengan fase Fitnah
Duhaimak (lipatan malam yang kelam) fitnah kelepan malam yang sangat pekat
berlapis-lapis ada dua perkara yang meneror umat Islam, Pertama meneror
non Fisik (ba’saa’), musuh umat Islam menjajah dan memiskinkan umat Islam,
symbol-simbol ekonomi Islam mereka yang pegang, Kedua meneroro fisik (darrak)
yang disakiti fisik dan umat Islam dijajah tanah air kita misalnya mereka ciptakan
firus dan penyakit dan zulzilu, terror
agama islam zhalimi agama penghafal al quran di fitnah terror. Terror itu akan
terjadi hingga terjadi tanda kiamat berikutnya yaitu Bumi mengalami peristiwa
dukhan, Umat manusia mendapat ujian dengan munculnya dajjal, Allah turunkan
nabi isa dan Allah melepaskan ya’juj ma’juj.
Ustadz Zulkifli Muhammad Ali menjelaskan Fitnah akhir zaman itu terjadi
sekarang dizaman kita ini ditandai dengan :
1.
Al
Fusuqu wal ‘isyanu (kefasikan dan
dosa maksiat) diciptakan, blow up, difasilitasi
LGBT dilindungi, puncaknya pemerintahan Arab Saudi terang-terangan
melakukan bermaksiat dengan menghadirkan dan menampilkan penyanyi bertelanjang.
2.
At
tafriku wa at tadhlilu (memecah belah
umat, dan memunculkan lairan-aliran sesat) diantaranya adanya ahmadiyah, ISIS diciptakan
oleh amerika, partai Islam berpecah belah dan munculnya aliran-aliran sesat,
seperti Islam Nusantara.
3.
Dhuhur
an nifaq (kemunafikan) munculnya bazer-bazer
RP. Fitnah dibiayai
4.
Kesyirikan
(manusia mengatakan ada makhluk yang berhaq mengatur manusia) yang mengatakan
demokrasi mengatur kehidupan kesyirikan yang nyata adalah demokrasi
5.
Riddah ke Murtadan usaha kita
harus bersabar dan berpegang teguh pada agama
Untuk menghadapi fitnah besar di era kita Benteng utama umat Islam ketika
menghadapai fitnah dhuhaimak dengan menanamkan fondasi keimanan yang
kuat dan bersabar, Ilmu, Amal sholeh, Doa dan Tawaqal.
4.
Respon natizen
Dari respon
natizen dari ceramah ini, terdiri dari yang menjadi penonton atau dikenal
subscriber channel you tube ini sebanyak 794 000 orang, dari 794 000 orang itu
bahkan bisa lebih, yang menonton 199 931, yang menyatakan suka sebanyak 3 200
orang dan yang menyatakan tidak suka tidak ada, dan yang mengomentari ceramah
ini 158 orang, diantara komentar-komentar natizen adalah:
1)
Berdo’a
untuk ustadz, kelarga, umat islam
2)
Terima
kasih atas ilmu yang dapat mencerahkan penonton
3)
Bosan
mendengar ceramah karena membaca hadis berulang-ulang dan membadingkan dengan
ustadz Imran husen yang mengaplikasikan al quran dan hadis dalam dunia nyata
4)
Lancang
ustadz ini barani mengatakan amalan umat akhir zaman lebih daripada amalan para
shahabt
5)
Menguatkanisi
ceramah bahwa tanda hari kiamat sudah dekat tandanya si pengecham mesum di puja-puja
6)
Mengingatkan
agar jangan serampangan menyimpukan hadis
7)
Fitnah
akhir zaman semaki terasa sejak si joko jadi presiden dan semakin parah
8)
Mencela
ustadz adalah cocoklogi
B.
Dajjal sudah keluar!!! inilah zamannya Akhir zaman.
1.
Alamat
link
Alamat link you
tubenya adalah https://youtu.be/i2THDtETN6M
2.
Hadis
yang di bahas
Tema hadis yang disampaikan oleh Ustadz Zulkifli Muhammad Ali
adalah Pengembala onta berlomba-lomba Membangun gedung-gedung, hadis ini
terdpat pada Shaheh Bukhari Kitab Iman, Bab Pertanyaan Jibril kepada
Rasulullaahm Muslim no. 10 dan 11 Kitab iman bab. Penjelelasan tentang iman,
islam dan ihsan, Sunan Tirmidzi 2535 kitab Iman, Jibril mengambarkan keimana,
Sunan Ibnu Majah 62 dan 63 kitab Muqaddimah bab.iman, Musnad Ahmad 179, 346,
2775, 16541, 16851 kitab 10 sahabat dijamin masuk sorga, bab awal musnad umar
bin khattab dan Shaheh Ibn Hibban 159 dan 168. Salah satu bunyi hadis dalam
kitab Bukhari adalah :
صحيح البخاري ٤٨: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ
قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا أَبُو حَيَّانَ
التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ
جِبْرِيلُ فَقَالَ مَا الْإِيمَانُ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ
قَالَ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ
بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ
وَتَصُومَ رَمَضَانَ قَالَ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ
كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ مَتَى
السَّاعَةُ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ
وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ رَبَّهَا وَإِذَا
تَطَاوَلَ رُعَاةُ الْإِبِلِ الْبُهْمُ فِي الْبُنْيَانِ فِي خَمْسٍ لَا
يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ } الْآيَةَ ثُمَّ أَدْبَرَ
فَقَالَ رُدُّوهُ فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا فَقَالَ هَذَا جِبْرِيلُ جَاءَ يُعَلِّمُ
النَّاسَ دِينَهُمْ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ جَعَلَ ذَلِك كُلَّهُ مِنْ
الْإِيمَانِ
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata: Telah menceritakan kepada
kami Isma'il bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abu Hayyan At Taimi dari
Abu Zur'ah dari Abu Hurairah berkata: bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril
'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: "Apakah iman itu?" Beliau
menjawab: "Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada
hari berbangkit." (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah Islam
itu?" Beliau menjawab: "Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak
menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat
yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan". (Jibril 'Alaihis salam)
berkata: "Apakah ihsan itu?" Beliau menjawab: "Kamu menyembah
Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu."
(Jibril 'Alaihis salam) berkata lagi: "Kapan terjadinya hari kiamat?"
Beliau menjawab: "Yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari yang
bertanya. Tapi aku akan terangkan tanda-tandanya, (yaitu): jika seorang
budak telah melahirkan tuannya, jika para penggembala unta yang berkulit hitam
berlomba-lomba membangun gedung-gedung selama lima masa, yang tidak diketahui
lamanya kecuali oleh Allah." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam membaca: {Sesungguhnya hanya pada Allah pengetahuan tentang hari kiamat}
(Luqman: 34). Setelah itu Jibril 'Alaihis salam pergi, kemudian beliau berkata:
"Hadapkan dia ke sini." Tetapi para sahabat tidak melihat sesuatupun,
maka Nabi bersabda: "Dia adalah Malaikat Jibril datang kepada manusia untuk
mengajarkan agama mereka."
5.
Syarahan hadis Zulkifli Muhammad Ali
Ketika menjelaskan 10 tanda kiamat tersebut Ustadz Zulkifli
Muhammad Ali menjelaskan 10 tanda itu akan silih berganti datang tanda kiamat,
selesai satu tanda akan menyusul tanda berikutnya, Ustadz Zulkifli Muhammad Ali
mengibaratkan 10 tanda hari seperti 10 butiran tasbih yang bagian bawahnya
simpulnya dikat, jika simpul itu dilepas maka, tasbih yang paling bawah akan
jatuh dan akan disusul butiran tasih berikutnya dengan sangat cepat sekali,
jadi 10 tanda kiamat itu jika sudah selesai satu tanda akan menyusul tanda
berikutnya.
Disini Ustadz Zulkifli Muhammad Ali menjelaskan maksud matan hadis وَإِذَا
تَطَاوَلَ رُعَاةُ الْإِبِلِ الْبُهْمُ فِي الْبُنْيَانِ hadis dalam Musnad Ahmad Ibn Hanbal Abdullah
ibn Abbas bertanya kepada Rasulullah, “siapakah yang engkau maksud ?” kere,
miskin tidak beralas kaki bertelanjang dada tiba-tiba menjadi kaya raya, rasul
menjawab mereka adalah “هُمُ
الْعَرَبٌ” mereka adalah bangsa
Arab”
6.
Respon natizen
Dari respon
natizen dari ceramah ini, terdiri dari yang menjadi penonton atau dikenal
subscriber channel you tube ini sebanyak 794 000 orang, dari 794 000 orang itu
bahkan bisa lebih, yang menonton 1 631 006, yang menyatakan suka sebanyak 19
000 orang dan yang menyatakan tidak suka tidak ada, dan yang mengomentari
ceramah ini 1 492 orang, diantara komentar-komentar natizen adalah:
1)
Berdo’a
untuk dirinya, Ustadz Zulkifli Muhammad Ali, umat islam
2)
Berterima
kasih atas ilmu yang diberikan melalui ceramah ini
3)
Mengingatkan
penonton lain agar meningkatkan ibadah dengan rajin sholat dan selalu membaca
surat al kahfi
4)
Merasa
ta’jub mendengar ceramah
5)
Mendapat
ilmu baru tentang tanda hari kiamat
6)
Mendengar
ceramah ini merasa haru dan merinding
7)
Membenarkan
isi ceramah Ustadz Zulkifli Muhammad Ali, dengan megatakan kehancuran ekonomi
dan masa pandemic covid merupakan tanda-tanda kiamat,
8)
Merasa
sedih dan pesimis dalam hidup, seperti komentar Raja Turbo dan Eni Ria
“Saya dari beberapa tahun belakangan ini sering mendengar ceramah
ustadz Zulkifli tentang akhir zaman. Mau tidak mau terima tidak terima emang
benar kita harus menghadapi nya setiap mau tidur pasti saya selalu membayangkan
dan merasa takut tentang ini semua.. dan sampai saya setelah tamat SMA saya
tidak berkuliah kenapa? Karena buat apa kuliah sebentar lagi teknologi hancur
sebentar lagi kiamat saya lebih suka kalau saya bekerja terus hasil uang nya
saya kumpulkan sama seperti ustadz bilang sering beli emas.. dan kalau sudah
ada tanda tanda nya uang yang saya kumpulkan langsung saya habiskan beli
makanan dan minuman sebanyak banyak nya untuk stok.. itu sih pemikiran saya.
Terus saya juga mau bertanya kalau emang kita akan kembali ke zaman batu apakah
sepeda bisa dipakai?”
9)
Tidak
percaya dengan cara menjelaskan ayat dan hadis sehingga berkomentar cara Ustadz
Zulkifli Muhammad Ali mensyarah al-Quran dan hadis dengan perasaan sendiri
10)
Yul
Kinantan Membandingkan isi ceramah Ustadz Zulkifli Muhammad Ali dengan chanel
Agus Mustafa, dan mengatakan bahwa masing-masing kiyai dan ustad berbeda pendapat
tentang tanda-tanda hari kiamat terutama Dajja dan Imam Mahdi, bahkan Yul
Kinantan mempertanyakan hakikat Dajjal dan Imam Mahdi apakah sosok keduanya
orang, nama atau sifat.
1.
Simpulan
Hari akhir
pasti akan terjadi, kepastian datanya ahari kiamat terdapat dalam al-Quran
maupun hadis nabi, namu kapan waktu kiamat atau kapan akhir zaman tidak
seorangpun yang mengetahuinya termasuk nabi Muhammad, Rasulullah hanya dapat
menyebutkan tanda-tanda hari kiamat, yang dapat kita lakukan sekarang ini
adalah memperbanyak amal ibadah untuk menyambut kadatangan kiamat, pembahasan
tentang akhir zaman di bahas dan disampaikan oleh Ustadz Zulkifli Muhammad Ali
dalam ceramah you tube sehingga Ustadz Zulkifli Muhammad Ali dikenal dengan
ustadz akhir zaman dari dua judul ceramah Ustadz Zulkifli Muhammad Ali di you
tube dapat disimpulkan bahwa Ustadz Zulkifli Muhammad Ali adalah kontekstualis
dalam memahami hadis-hadis akhir zaman, dan respon subribe sebagai pendengar
ceramah tersebut beragam ada yang mengaminkan dan mempercayainya da nada pula
yang menyangsikan akan syarahan Ustadz Zulkifli Muhammad Ali ini dengan memberi
label Ustadz Zulkifli Muhammad Ali sebagai ustadz cocokolgi, dengan
mengemukakan fakat apa yang dijelakannya tidak terjadi di zaman sekarang.
2.
Daftar Pustaka
Channa AW, Liliek. “Memahami makna hadis secara
tekstual dan kontekstual.” Ulumuna journal of Islamic studies 15, no. 2
(2011): 391–414.
Ismail, M. Syuhudi. Hadis
Nabi yang tekstual dan kontekstual: telaah Ma’ani al-Hadits tentang ajaran
Islam yang universal, temporal, dan lokal. Jakarta: Bulan Bintang, 1994.
Karnedi, H. Rozian. METODE
PEMAHAMAN HADIS (Aplikasi Pemahaman Tekstual & Kontekstual). IAIN
Bengkulu Press, 2021. http://repository.iainbengkulu.ac.id/6618/.
Maizuddin. Metodologi
Pemahaman Hadis. Padang: Hayfa Press, 2008.
Muchtar, Buchari. Metode
Pemahaman Hadis Sebuah Kajian Hermeneutika. Jakarta: Nuansa Madani, 1999.
“PT SEMEN PADANG -
Berita.” Accessed June 23, 2022.
https://www.semenpadang.co.id/?mod=berita&kat=&id=1241.
Safri, Edi. Metode
Penyelesaian Hadits Mukhtalif. Padang: IAIN Imam Bonjol Press, 1994.
Saraswati, Dias.
“Ceramah Disangka Ujaran Kebencian, Ustaz Zulkifli Bingung.” nasional. Accessed
June 23, 2022.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180118152837-12-269919/ceramah-disangka-ujaran-kebencian-ustaz-zulkifli-bingung.
SITI ROHIMAH, UK
150170, Saripuddin Saripuddin, and Adi Iqbal. “PESAN DAKWAH KH ZULKIFLI
MUHAMMAD LC., MA DALAM CERAMAH DI YOUTUBE (Edisi 13 Oktober 2017).” Skripsi,
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019.
http://repository.uinjambi.ac.id/1906/.
Sugono, Dendi. Kamus
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan NAaional,
2008.
Syarifuddin, Amir. Ushul
Fiqh. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.
“Zulkifli Muhammad
Ali.” In Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, May 22, 2022.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zulkifli_Muhammad_Ali&oldid=21133297.
[1] “Zulkifli Muhammad Ali,” in Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas, May 22, 2022,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zulkifli_Muhammad_Ali&oldid=21133297.
[2] UK 150170 SITI ROHIMAH, Saripuddin Saripuddin, and Adi Iqbal,
“PESAN DAKWAH KH ZULKIFLI MUHAMMAD LC., MA DALAM CERAMAH DI YOUTUBE (Edisi 13
Oktober 2017)” (skripsi, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019),
http://repository.uinjambi.ac.id/1906/.
[3] “PT SEMEN PADANG - Berita,” accessed June 23, 2022,
https://www.semenpadang.co.id/?mod=berita&kat=&id=1241.
[4] Dias Saraswati, “Ceramah Disangka Ujaran Kebencian, Ustaz Zulkifli
Bingung,” nasional, accessed June 23, 2022,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180118152837-12-269919/ceramah-disangka-ujaran-kebencian-ustaz-zulkifli-bingung.
[5] Dendi Sugono, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan NAaional, 2008).h. 958
[6] Maizuddin, Metodologi Pemahaman Hadis (Padang: Hayfa Press,
2008). h. 13
[7] Maizuddin.
Ibid.
[8] Maizuddin. Ibid., h. 19
[9] H. Rozian Karnedi, METODE PEMAHAMAN HADIS (Aplikasi Pemahaman
Tekstual & Kontekstual) (IAIN Bengkulu Press, 2021),
http://repository.iainbengkulu.ac.id/6618/.
[10] Buchari Muchtar, Metode Pemahaman Hadis Sebuah Kajian
Hermeneutika (Jakarta: Nuansa Madani, 1999).
[11] Sugono, Kamus Bahasa Indonesia. Loc.cid., h. 1159
[12] Maizuddin, Metodologi Pemahaman Hadis. h.87
[13] Maizuddin. ibid
[14] Maizuddin. Ibid.,
h.88
[15] M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi yang tekstual dan kontekstual: telaah
Ma’ani al-Hadits tentang ajaran Islam yang universal, temporal, dan lokal
(Jakarta: Bulan Bintang, 1994). h. 3-4
[16] Ismail. Ibid. h. 6
[17] Ismail, Hadis Nabi yang tekstual dan kontekstual. Ibid. h.6
[18] Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999).h.1-12
[19] Sugono, Kamus Bahasa Indonesia. h.519
[20] Edi Safri, Metode Penyelesaian Hadits Mukhtalif (Padang: IAIN Imam
Bonjol Press, 1994).
[21] Liliek Channa AW, “Memahami makna hadis secara tekstual dan
kontekstual,” Ulumuna journal of Islamic studies 15, no. 2 (2011): 391–414.
[22] Ismail, Hadis Nabi yang tekstual dan kontekstual.
[23] Rosihan Anwar,
Pengantar Ulumul Qur’an cet. 1,(Bandung : Pustaka Setia,2009), h. 274
[24] Ibid
[25] Maizuddin, Metodologi
Pemahaman Hadis.loc,cid. h.102-110
Komentar