"KAMPUANG NAN 
JAUAH DI MATO"

Aku lahir di Dusun Banto Desa Tabu Baraie tepat pada 1 Februari 1980 hari Senin menurut penuturan ayah dan amaiku, lebih kurang 35 tahun yang lalu, wilayahnya berhawa dingin 25 derjat celcius tepat dibawah Gunung Merapi.
Dusun Banto Jorong Tebu Berair berada pada Nagari Paninjauan Kecamatan 10 Koto Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumaterabarat


dirumah sederhana yang dibuat sekitar tahun 1970-an itu disinilah aku dilahirkan dibesarkan oleh kedua orang tuaku, beraktifitas, bercanda, tertawa, menangis, kedinginan, kepanasan 
Rumah Kayu tempat Aku menjalani kehidupan
Ayahku seorang petani dia dari keluarga petani juga. Ayahku berkisah Dia 3 orang bersaudara, ayahku anak pertama, ayah memiliki 1 orang adik laki-laki bernama Bahktiyar dan saudari perempuan bernama Sauwiyah, dia ditinggalkan oleh kedua orang tuanya semenjak ia duduk di bangku kelas 2 SMP. Sejak ditinggal kedua orang tuanya semenjak itu dimulai berperan sebagai orang tua bagi adik-adiknya. Mencari sesuap nasi untuk dia dan kedua adiknya di bekerka sebagai pekerja buruh upah di sawah dan ladang penduduk di kampung, alhamdulillah berkat kerja keraa dan rizki yang dibrikan Allah akhirnya ayahku berhasil mengantarkan adiknya ke perguruan tinggi Negeri  di Padang Panjang walau hanya bergelat BA. Berdasarkan pengalaman itulah ayahku dengan penuh semangat mendidik, memberi dorongan dan memberi semangat kepada kami para anak-anaknya untuk tetap fokus dan semangat untuk menuntut ilmu
 Aku terlahir dari keluarga muslim ayahku bernama Anwar setelah berkeluarga ia diberi gelar Sutan Bara Banso di bawah payuang Panji Datuak Parmato Dirajo dari suku Sikumbang Desa Tabu Braie dan aku mempunyai ibu seorang yang sederhana, rendah hati, berasahaja dan tipe pekerja keras ia bernama Rajidah suku Panyalai dibawah Payuang Panji Datuak Sidu Balang
1.  Ayahku A.Sutan Bara Banso Suku Sikumbang kamanakan Datuak Parmato Dirajo
Anwar St. Bara Banso
 2. Ibu Rajidah suku Panyalai kamanakan Angku Datuak Sidu Balang
Ibu Rajidah 
Dari merekalah aku mengenal kehidupan, waktu bayi aku dijaga dengan baik dan penuh dengan kasih sayang jika aku kedinginan diberinya pakaian yang layak diselimutinya, ketika aku sakit dia yang bersusah payang mencarikan abat mulai dari berobat kedukun kampung, kebidan desa, kepuskesmas sampai dibawanya aku kerumah sakit
kami terdiri dari 6 bersaudara 4 laki-laki dan 2 perempuan, besyukur juga kami kepada Allah dan mengucap terima kasih yang tak terhingga "jasa yang indak dapek di bali dan indak bisa makan jua" semua kami Al-hamdulillah sarjana, aku adalah anak ke-5, diantara keluarga ku.
1. Yusril, bergelar Malin Sutan istrinya orang jawa tengan bernama Darsih, ia telah memiliki 3 anak, yang pertama bernama Riski, Airin Dan Fitri
2. Safril, S. Ag, bergelar Katik Parmato. istrinya bernama Sarneli anak orang Padang tepatnya di Kampuang Ranah Binuang Padang Selatan , sekarang ia telah memiliki 4 Orang Anakyang pertama Annisa, Fathih,,,,,
3. Maifal, S. Ag. bergelar Katik Sailan istrinya Orang Padang Panjang bernama Mirna, S. Ag, sekarang ia telah memiliki 2 Orang anak yang pertama bernama Rahmi dan kedua Rayhan
4. Marlis. S.PdI. ia seorang guru yang sederhana, pekerja keras, santun dan penyabar. Ia menempuh pendidikan dari SDN 21 Jorong Tabu Baraie, melanjutkan ke MTsN Paninjauan Kevamatan X Koto. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang dan meraih gelar sarjana Pendidikan Agama Islam di IAIN Syeh Jamil Djambek di Garegeh Bukittinggi
Ia memiliki suami bernama Taslim putra ulama terkenal pada masanya bernama Nazwar Syamsu, pengarang buku Astronot Mendarat di bulan. Da Taslim putra "Amak Tambangan" bernama Sanimar. Kak Marlis memiliki 3 tentara yang gagah anak pertama bernama Muhammad Khadafi, kedua bernama Hidayat dan yang ketiga bernama Fadhli. Tapi sekarang kak Marlis sudah almarhumah karena sakit hapatitis B. Ean setelah satahun di dahului oleh suaminya karena sakit Jantung Koroner. Kam Marlis meninggalkan 3 anak yang masih kecil-kecil yatim piatu












Komentar